Blogger templates

This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Kamis, 01 Februari 2018

Difabel Bisa Sukses di Era Internet



Siapa yang bercita-cita menjadi difabel? Tampaknya tidak ada. Menjadi difabel bukan termasuk daftar cita-cita umat manusia. Setidaknya begitu, karena saya tidak pernah menemukan kawan yang memiliki cita-cita tersebut. Siapa juga sih yang mau jadi orang memiliki perberbedaan secara fisik dari orang pada umumnya, yang dianggap cacat.

Sebelum saya jauh berbicara soal difabel, alangkah lebih baiknya kita mengenal apa itu difabel. Dan apakah ada beda antara difabel dengan disabilitas atau cacat? Jadi begini, awal mula dari istilah difabel tak terlepas dari kelompok yang giat memperjuangkan hak kaum disabilitas. Dimas Prasetya Muharam dalam tulisan berjudul “Difabel atau Disabilitas?” menjelaskan istilah difabel pada awalnya marak digunakan oleh para aktivis isu disabilitas di daerah Yogyakarta dan Jawa. Difabel merupakan gabungan dari dua kata yaitu different ability. Maksud dari istilah tersebut untuk menunjukkan bahwa difabel itu bukan cacat atau kekurangan, tetapi memiliki kemampuan yang berbdea, atau melakukan sesuatu dengan cara yang berbeda. Jadi konotasinya lebih positif dibandingkan kata cacat atau disabled.  (kartunet.com, 6/11/2014)
 
Difabel memiliki dunia kehidupan yang berbeda dengan orang pada umumnya. Jadi ia melakukan aktifitas dengan kemampuannya tersendiri. Meski menurut orang pada umumnya ia adalah cacat dan kurang. Tapi hal itu tidak boleh menghalangi seorang difabel untuk tidak mengaktualisasikan dirinya.
Mewabahnya informasi seperti saat ini hendaknya tidak boleh dilewatkan oleh kaum difabel. Mereka juga bisa berkreasi dengan adanya kemudahan informasi dan teknologi. Kemudahan mendapatkan akses teknologi informasi dapat menjadi sarana bagi kaum difabel untuk menunjukkan dirinya dapat setara dengan orang normal. Dan inilah kanal yang tepat bagi kaum difabel untuk menunjukkan bahwa ia juga bisa meraih kesuksesan.  

Sejak pertengahan tahun 1980-an perkembangan di era teknologi informasi (komputer dan telekomunikasi) sedemikian pesatnya sehingga kalau digambarkan secara grafis, kemajuan yang terjadi terlihat secara eksponensial (Oren.co.id). Grafis yang selalu meningkat berlipat-lipat. Karena begitu cepatnya informasi yang diterima oleh individu di zaman ini. Kemudahan informasi ini didapat dari berbagai manca negara. Tidak terbatas ruang dan waktu. 

Era informasi dapat kita susun dengan melihat periodik waktu dan perkembangan daya rubah terhadap tatanan sosial. Ada empat era teknologi informasi yaitu; era komputerisasi, era teknologi informasi, era sistem teknologi informasi,dan  era globalisasi informasi (cash et.al., 1992)

Ada pepatah turut berbicara terkait informasi. Bunyinya seperti ini, “Siapa yang menguasai dunia informasi, dialah sesungguhnya yang akan menguasai dunia”. Hal ini tidak bisa dipungkiri. Ada banyak bukti yang menguatkan pepatah tersebut. Ambil contoh dengan kemenangan agresi militer Amerika Serikat terhadap Irak. Banyak analisis mengemukakan kemenangan AS adalah kemenangan media informasi. AS mampu menghegemoni media informasi sehingga terbangun opini yang menyudutkan sebagai bangsa yang mengembangkan nuklir. Dan bangsa yang mencoba mengembangkan nuklir itu harus dilenyapkan. 

Internet yang menyuguhkan informasi dapat diambil manfaatnya oleh siapapun. Termasuk kaum difabel. Internet ternyata juga memiliki berbagai fitur yang menjadi alternatif pendidikan formal sekolah. Ada banyak platform yang bisa dijadikan tempat belajar. Hal seperti sangat membantu bagi kaum difabel yang biasanya jika sekolah formal akan mendapat tekanan batin dari temannya karena fisiknya yang berbeda. 

Contoh platform pendidikan di internet adalah Pinterest. Sebuah platform yang  mengembangan kesenian dan kerajinan tangan. Topik artistik dan kreatif. Juga dijadikan inspirasi untuk kegiatan yang berhubungan dengan seni karena kontennya yang sangat beragam dan terkumpul dari seluruh belahan dunia. Ada juga IndonesiaX, sebuah platform kursus online gratis yang terbuka secara besar-besaran atau Massive open online cource(mooc)yang diciptakan oleh PT Education Technology Indonesia (ETI) dengan mengusung semangat “Enriching Lives Through Education”. Bertujuan untuk memperluas akses masyrakat kepada pendidikan dan keterampilan hidupyang berkualitas melalui sebuah platformkursus online gratis dan terbuka secara besar-besaran dengan perangkat sistemmanajmene belajar tercanggih.

Selain itu, ada juga ThinkQuest. Platform yang menawarkan model pembelajaran online dan terlindungi yang memberikan kemampuan bagi para pendidik untuk mengintegrasikan proyek pembelaajaran ke dalam kurikulum kelas bagi para pelajar, ThinkQuest memberikan sarana untuk mengembangkan kemampuan teknologi, kreatifitas, komunikasi dan kerja tim. Platform ThinkQuest milik Oracle Education Foundation  (OEF) juga pernah disebarkan oleh Dinas Pendidikan DKI Jakarta  ke sekolah-sekolah negeri di DKI Jakarta.  (kompas.com, 31/3/2009)

Kaum difabel bisa sukses itu bukanlah isapan jempol. Di Indonesia sudah ada kaum difabel yang sukses karena kemampuan memanfaatkan internet, ia adalah Habibie Afsyah. Seorang internet marketer muda berpenghasilan US$ 1.000 yang mengidap kelainan muscular dytrophy. Penyakit yang merenggut fungsi motorik tubuh Habibie sehingga ia mulai tidak bisa menggerakkan anggota tubuhnya.  

Contoh tersebut membuktikan siapapun bisa sukses di era informasi dan teknologi seperti saat ini. saudaraku kaum difabel harus senantiasa merawat cita-cita dan tetap berusaha mewujudkannya. Ingatlah kalimat Habibie Afsyah “Kalau saya yang punya keterbatasan seperti ini saja bisa. Anda juga pasti bisa! Kemandirian dan kesuksesan adalah kodrat anda”-Habibie Afsyah.

*Dimuat Harian Tribun Jateng edisi 25 Januari 2018

luvne.com ayeey.com cicicookies.com mbepp.com kumpulanrumusnya.com.com tipscantiknya.com