Blogger templates

This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Sabtu, 26 Maret 2016

Syubbanul Wathon: Mars Nasionalisme dari Pesantren

KH. A. Wahab Hasbullah
Sumber: http://2.bp.blogspot.com






Dalam tulisan ini, saya akan memperkenalkan sebuah mars nasionalisme kepada kalian yang ber-Aku Indonesia. Mars ini merupakan salah lagu yang dahulu kala membangkitkan semangat perjuangan pejuang kemerdekaan. Lagunya seperti ini:  
 
Ya lal Wathon Ya lal Wathon Ya lal Wathon
Hubbul Wathon Minal Iman
Wala Takun Minal Hirman
Inhadlu Alal Wathon
(2x)

Indonesia Biladi
Anta ‘Unwanul Fakhoma
Kullu May Ya’tika Yauma
Thomihay Yalqo Himama

Pusaka Wahai Tanah Airku
Cintaku Dalam Imanku
Jangan Halangkan Nasibmu
Bangkitlah Hai Bangsaku

Indonesia Negeriku
Engkau Panji Martabatku
Siapa Datang Mengancammu
Kan Binasa Di Bawah Dulimu

Lagu tersebut merupakan pemantik api semangat di dalam dada yang menyanyikan maupun yang mendengarkan. Perhatikan ! Siapa yang tidak tergugah tatkala menyanyikan lagu ini. Mars di atas dinyanyikan dengan nada enerjik niscaya membangkitkan gelora perjuangan. Dikarenakan liriknya yang memuat kecintaan tanah air sangat dapat menggugah hati yang tidur.  

Mars yang membangkitkan semangat nasionalisme ini pun pernah dinyanyikan oleh penyanyi Puput Novel. “Syubbanul Wathon” masuk di dalam album religi “syair-syair” sholawat cinta tanah air yang ia luncurkan pada tahun 2014. 

Syubbanul wathon merupakan lagu yang sengaja didesain untuk menggugah semangat perjuangan. Dahulu, mars ini dinyanyikan untuk membangkitkan semangat tentara Hizbullah pejuang kemerdekaan. Sudahkah kalian tahu siapa pencipta lagu ini? Pencipta lagu ini adalah salah seorang pahlawan nasional. Beliau bernama KH. Abdul Wahab Hasbullah. Mbah wahab (demikian sapaan karib beliau) merupakan sosok religius yang mencintai tanah airnya. Ia menghasbiskan waktunya untuk menyebarkan ilmu agama dan berjuang memerdekakan Indonesia dari cengkeraman penjajah. Cendekiawan muslim kelahiran Jombang, 31 Maret 1888 tercatat dalam sejarah pernah menjadi pemimpin tentara Hizbullah yang berjuang melawan penjajah. Selain itu, beliau juga menjadi Rais Aam di dalam organisasi keagamaan Nahdlatul Ulama yang menggantikan Hadratus Syaikh KH.Hasyim Asy’ari. 

Berkat jasanya, Mbah Wahab yang telah wafat pada 29 Desember 1971 inipun mendapatkan gelar pahlawan nasional dari pemerintahan Presiden Joko Widodo pada tahun 2014 silam. Keputusan ini dirasa tepat jika kita melihat beragam sumbangsih pikiran, waktu, tenaga, dan harta yang beliau berikan kepada bangsa Indonesia. Berkat peran serta beliau pula tercetuslah resolusi jihad yang menghasilkan pertempuran 10 November pada tahun 1945 yang sangat heroik guna mempertahankan kemerdekaan Indonesia dari rongrongan penjajah.

Lagu “Syubbanul Wathon” bisa dianggap sebagai hadiah dari pesantren untuk Indonesia. Karena pencipta lagu ini adalah seorang pengasuh Ponpes Bahrul Ulum Tambakberas, Jombang. Syair lagu ini berisi tentang rasa kecintaan terhadap tanah air. Hal ini menandakan bahwa Mbah Wahab sebagai cendekia muslim, tokoh pesantren yang sangat mencintai negeri ini. Beliau sebagai pimpinan pesantren tentunya memiliki kharisma yang tinggi, apalagi di mata para santri. Jadi, pada akhirnya penulis menyampaikan bahwa kalangan santri pesantren itu memiliki rasa nasionalisme yang tinggi. Karena sang kiai juga mencintai tanah airnya yang dibuktikan dengan mars syubbanul wathon.  

Jumat, 18 Maret 2016

Politik Bahasa: Logika Neurolingustik Operasional dalam Pewacanaan



Perilaku Hubungan Normal
*New Akademia
Cangkir itu mengepulkan asap. Pertanda kopi di dalamnya masih panas. Lebih tepatnya panas segar, karena jika sudah dingin tiada kesegaran dalam cita rasa kopi. Sungguh nikmat, membaca novel Da Vinci Code serambi mendengarkan lagu one call away yang ditemani secangkir kopi panas. Nikmat mana lagi yang kau dustakan?. Aku bersyukur dengan semua ini.

Waktu menunjukkan Pukul 19.30. Terdengar suara Jazidi yang mericau mengajak agar aku segera masuk ke kelas diskusi New Akademia. Kelas malam ini akan dibimbing oleh Om Sukamoto. Diskusi malam ini akan membahas mengenai fenomena bahasa yang ada di sekitar kita. Dalam kesempatan ini contoh yang diambil adalah penggunaan bahasa dari fenomena LGBT yang belakangan ini jamak diperbincangkan khalayak. Media dan masyarakat ramai menyoroti LGBT. Sebagian besar menyikapi LGBT dengan melakukan tagar #TolakLGBT. Pada dasarnya kampanye menggunakan bahasa seperti ini malah menjadi ajang promosi LGBT kepada masyarakat yang lebih luas.

Asumsi ini bukan hanya cericau tiada landasan. Tolak pemikiran ini berlandaskan kajian psikologi, kurang akademis apalagi coba. Kenapa kita berasumsi sedemikian rupa?. Jawabannya begini. Perulangan itu ibarat sofware yang di install di pikiran kita. Istilah psikologinya adalah Afirmasi. Jadi ketika semakin sering menyebut kata LGBT, maka maka kata tersebut akan semakin tertancap di pikiran kita.

Nah, ketika kita teriak-teriak LGBT, sebuah kosakata baru, seketika juga kata sifat dan kata kerja (aktivitas LGBT) menjadi bahan pertanyaan bagi orang yang belum tahu dan menjadi visualisasi tersendiri untuk yang sudah tahu jawabannya. Dan semua itu akan melahirkan banyak pertanyaan lanjutan karena penasaran. 

Hal demikian karena pada dasarnya sifat manusia adalah memiliki rasa ingin tahu. Jika bahasa kasarnya sih kepo. Contohnya seperti ini, “JANGAN BAYANGKAN APEL MERAH”. Apa yang anda pikirkan?. Saya yakin malah anda akan membayangkan apel merah yang notabennya tidak boleh dibayangkan. Padahal sudah jelas lhoya, JANGAN. Eh malah pada ngeyel aja. Ya begitulah sifat manusia. Demikian halnya kampanye koar-koar #TolakLGBT – yang terbayang malah perilaku LGBT. Makanya jangan sering bilang LGBT biar tidak membayangkan perilaku zalim tersebut.

Seperti hasil riset Maximillah Riesenhuber, PhD seorang sarjana dari Georgetown University Medical Center mengatakan bahwa neuron di otak kecil mengingat sebuah kata beserta ruang lingkupnya, suatu are yang disebut “kamus visual”. 

Oleh karena itu, marilah kita menghentikan mengkampanyekan #TolakLGBT. Lebih baik menggunakan istilah Perilaku Hubungan Normal (PHN) dalam menolak perilaku LGBT. Tatkala kita menggunkan term PHN maka yang terbayang di benak adalah ya perilaku tentang perilaku hubungan normal. Lantas apa perilaku hubungan normal itu?. Hubungan normal itu adalah hubungan antara lelaki dengan perempuan. Karena kita percaya bahwa nenek moyang kita adalah Adam dan Hawa. Hubungan normalnya sebagaimana nenek moyang kita, hubungan antara Adam dan Hawa, bukan Adam dan Jack atau Hawa dan Sarah. Hehehehe

Mari sekarang dukung kampanye PHN. Tujuan baik tidak selalu baik efeknya, jika dilaksanakan dengan cara yang tidak tepat Bro! Setidaknya ada beberapa ha kenapa anda harus menciptakan kata pengganti LGBT. Misal PHN (Perilaku Hidup Normal). Pada akhirnya, gunakanlah diksi yang tepat agar apa yang akan kita sampaikan dapat tepat sasaran dan sesuai dengan harapan.  

Kamis, 10 Maret 2016

Terminolgi Kekuasaan dan Ke-Mbuletan Politik di Klaten



Dinasti Politik

Kekuasaan adalah karunia Tuhan yang paling indah. Begitu kata-kata orang di persimpangan jalan. Godaan  laki-laki (kalo saya lebih cocok untuk mengatakan sebagai kenikmatan yang melenakan, meski melenakan tapi tetap nikmat) ada tiga, yaitu harta, tahta, dan wanita. Ya, kekuasaan masuk dalam salah satu kenikmatan yang terkadang membawa bencana. Nantinya saya akan mengupas kenikmatan yang berupa kekuasaan. Catatan tambahan, yang menginginkan kursi kekuasaan bukan hanya lelaki, perempuan juga menginginkannya lhoo.

Dengan memiliki kekuasaan kita bisa memengaruhi orang lain agar bertindak sesuai kehendak kita. Ini fakta yang tidak bisa dibantah, meskipun oleh seorang pengacara kondang sekelas Farhat Abbas. Oleh karena itu, tidak mengherankan apabila banyak orang yang berebut untuk memperoleh kursi kekuasaan. Bupati misalnya. Kekuasaan yang dalam artian jabatan publik adalah masuk kategori prestigious. Apalagi sudah sekelas bupati, pastinya sangat berwibawa banget sehingga banyak yang ingin menduduki jabatan ini. 

Menjadi pejabat publik seperti peribahasa mendapat durian runtuh. Memang tepat peribahasa ini untuk mewakili fenomena yang ada. Karena dibalik kursi kekuasaan jabatan publik terdapat kenikmatan yang menggiurkan. Dibalik kursi itu ada mobil, ada rumah, ada ajudan yang jadi pengawal dan siap juga jadi jongos, ada duit gaji pokok, ada duit tunjangan, ada duit proyek, ada penghormatan dari orang lain meskipun penghormatan itu banyak yang diberikan oleh penjilat-penjilat penguasa alias penghormatan yang tidak tulus. Begitulah adanya jika menjadi penguasa. Kita akan menjadi raja diraja yang memiliki segalanya. 

Ya wajar jika banyak yang menginginkannya. Sehingga ada orang yang tidak mau kehilangan kenikmatan ini. Kadang, untuk mendapat fasilitas itu orang-orang mendirikan yang namanya dinasti politik. Tujuannya jelas, agar dia masih mendapat fasilitas dari kursi kekuasaan.   

Dalam tulisan ini, izinkanlah saya yang seorang anak jalanan untuk sedikit berceloteh tentang dinamika politik yang ada di Kabupaten Klaten. Meski hanya sebatas anak jalanan, tapi saya akan berlagak seperti pengamat politik yang sering nongol di layar tv sudara sekalian. Janji. Saya akan menunjukkan kemakian saya agar terlihat mirip dengan pengamat profesional. 

Cap cip cup cuuuus langsung saja ke pokok bahasan. Saya menemukan bacaan yang cukup menarik setelah mengamati perjalanan informasi yang berliweran di layar handphone saya (samsung galaxy V, yang berminat chat di 538b6117). Bacaan yang saya baca dari solopos.com itu menceritakan tentang ke-mbuletan dinasti politik yang terjadi di Klaten. Sungguh, ini benar-benar ke-mbuletan yang merumitkan. 

Begini ceritanya, 

Berdasarkan data yang dihimpun Solopos.com, penetapan Hati Mulya sebagai pasangan terpilih di pilkada Klaten sesuai  surat keputusan KPU bernomor: 50/Kpts/KPU-Kab/012.329461/2015 tentang Penetapan Pasangan Terpilih dalam Pilkada Klaten.

Keputusan tertanggal 22 Desember 2015 itu ditandatangai Ketua KPU Klaten, Siti Farida dan Kasubag Hukum Sekretariat KPU Klaten, Wahyu Agustini. Selain dihadiri penyelenggara pilkada dan aparat keamanan, acara tersebut juga dihadiri mantan Bupati Klaten sekaligus ketua DPC PDIP Klaten, Sunarna yang mengenakan kemeja merah; Pj. Bupati Klaten, Jaka Sawaldi juga mengenakan kemeja merah; dan sejumlah pendukung Hati Mulya.

Sesuai hasil penghitungan suara, Hati Mulya meraup 321.593 suara atau 48,90 persen. Pasangan OK-To meraih 273.189 suara atau 41,54 persen. Sedangkan, Faham memperoleh 62.849 suara atau 9,56 persen. Jumlah suara sah di Klaten mencapai 657.631 suara. Jumlah suara tidak sah mencapai 31.756 suara.

Oleh karena KPU memutuskan Hati Mulya sebagai kepala daerah terpilih, maka saya mengucapkan selamat atas kemenangannya. Dan saya sebagai makhluk tuhan akan berdoa kepada tuhan agar kalian diberi kekuatan untuk mengemban amanah jabatan ini. Sekali lagi, SELAMAT 

Begini ceritanya, (lagi)

“Bupati Klaten saat ini bernama Sri Hartini. Beliau ini adalah wakil dari bupati sebelumnya, Sunarna, yang menjabat selama dua periode selama 2005-2015. Sri Hartini ini sendiri adalah istri dari bupati Klaten periode 2000-2005, Haryanto Wibowo” sudah paham belum? Baca kelanjutannya agar paham.

“Mari berlanjut ke wakilnya, Sri Mulyani. Beliau ini adalah istri dari mantan bupati Sunarna. Jadi, setelah sepuluh tahun mendampingi sang suami menjadi bupati, kini beliau menjabat menjadi wakil bupati mendampingi mantan wakil dari suaminya. Dan begitulah terjadinya Duo Sri yang kekuasaannya akan bercokol setidaknya hingga 2020” sudah paham atau kurang mbulet?

Jadi begini, akan saya jelaskan ke-mbuletan peta politik yang ada di Klaten menggunakan bahasa Mojok.co saja agar lebih mudah dipahami. Seperti ini “Bupati Haryanto, beristri Sri Hartini menjabat 2000-2005. Digantikan oleh Bupati Sunarna yang beristri Sri Mulyani, 2005-2010. Bupati Sunarna terpilih lagi, Sri Hartini naik pangkat menjadi wakilnya, 2010-2015. Sri Hartini kini yang jadi bupati di dampingi Sri Mulyani, istri mantan bupati sebelumnya, 2015-2020. Prediksi saya, 2020 elektabilitas Sri Hartini menurun, maka yang maju adalah Sri Mulyani. Kali ini akan didampingi anak dari Sri Hartini yang merupakan anggota DPRD Klaten 2014-2019. Tahun 2025 Sri Mulyani mungkin juga sudah agak menurun elektabilitasnya, namun masih cukup kuat. Di sisi lain, wakilnya juga memiliki kans yang sama. Maka 2025 ini yang masih agak susah untuk diprediksi. Yang jelas setidaknya sampai 2030 pemimpin Klaten masih didominasi keluarga itu-itu saja” begitu penjelasan dari mojok.co yang saya kira mudah dipahami, meskipun yang ditulis tetap mbulet. Karena memang ini tulisan untuk menceritakan ke-mbultean politik di klaten. 

Agar saya tidak terlihat ber-suudzon dengan dinasti politik Klaten, maka saya akan mencoba berfikir bahwa penguasa di Klaten tersebut lahir dari kemampuan mereka dalam mengelola pemerintahan. Bukan kok malah lahir dari sulap suap-suap atau permufakatan jahat yang hanya menginginkan fasilitas. Dan saya juga berharap agar Klaten dipimpin oleh “yang lain” agar rakyat Klaten jika main ke rumah Bupatinya nggk ke dua rumah yang itu-itu saja. Biar gak bosen saja sih. hehehe

Selasa, 08 Maret 2016

Persepsi, Gerakan Islam Cinta, Dan Perdamaian



Setiap manusia memiliki perspektif masing-masing dalam dalam menanggapi suatu persoalan. Tiap individu juga memiliki konsep yang berbeda dalam pikirannya terkait obyek yang sama. Seperti halnya ketika mendengar suatu kata. Maka, satu individu dengan individu lainnya akan mengaktualisasikan kata tersebut di dalam dunia pikirannya dengan aktualisasi yang berbeda. Kemungkinannya begitu. Contohnya, ketika orang mendengar kata “perang”. Mungkin ada yang menggambarkan di dalam pikirannya dengan adanya orang-orang yang memanggul senapan AK 47, ada pula yang menggambarkan dengan adanya pertarungan orang yang menggunakan senjata keris atau pedang. Ada juga yang menggambarka kata “perang” dengan adanya bom-bom yang berjatuhan. Demikian keunikan dari persepsi manusia dalam menggambarkan suatu kata meskipun kata itu sama tapi antara orang satu dengan lainnya berbeda dalam penggambarannya. 

Hal demikian disebabkan oleh berbagai faktor yang terjadi pada individu-individu tersebut. Salah satu penyebabnya adalah arus informasi yang masuk pada masing-masing individu. Orang yang menggambarkan kata ”perang” dengan penggambaran adanya bom-bom yang menghancurkan kota bisa ditengarai dia sering meilhat bom-bom yang menghancurkan kotanya atau mungkin dia melihat di TV bahwa yang terjadi saat perang adalah bom-bom yang dijatuhkan ke menara gedung kota. Sedangkan orang yang menggambarkan perang dengan gambaran orang yang beradu fisik secara langsung dan menggunaan senjata keris, pedang, atau bahkan anak panah adalah disebabkan karena arus informasi yang masuk ke dalam fikirannya berupa informasi tentang perang klasik. Orang yang berfikir demikian kemungkinan sering melihat tayangan TV yang mengisahkan Perang Mahabharata atau cerita peperangan antar kerajaan. 

Demikianlah persepsi yang terdapat di alam pikir manusia. Lebih jelasnya, persepsi publik adalah sebuah proses saat individu menginterpretasikan kesan-kesan pada suatu obyek. Dalam kesempatan ini, penulis akan berbicara tentang persepsi masyarakat dunia terhadap ajaran agama Islam.

Citra islam dunia internasional
Wajah islam pada saat ini mengalami kebopengan. Hal ini tidak bisa dipungkiri oleh kita sebagai umat muslim. Kebopengan wajah islam tidak terlepas dari berbagai konflik yang terjadi di Timur Tengah. Perang saudara yang berkecamuk di Dunia Arab menjadikan islam seakan agama yang gemar berperang. Islam tidak bisa terlepas dari negara timur tengah karena bagaimanapun negara ini merupakan tempat lahirnya ajaran yang dibawa Muhammad. Sehingga apa yang dilakukan negara tersebut selalu dikaitkan dengan agama islam. Walaupun pada dasarnya agama islam tidak bisa ditafsiri hanya dengan memandang apa yang terjadi di negara arab. 

Selain perang di Timur Tengah, citra islam menjadi bertambah buruk akibat ulah oknum tidak bertanggungjwab. Seperti kelompok yang mengatasnamakan diri sebagai Islamic State Iraq Syiria (ISIS), Alqaeda, dan gerakan radikal lainnya. Kelompok intoleran tersebut memiliki sepak terjang mengerikan. Mereka melakukan penyiksaan, pemerkosaan, pemenggalan, dan menghukum musuh perangnya dengan cara yang keji dan tidak berperikemanusiaan.  

Kelompok ini memiliki pendukung yang telah menyebar di berbagai belahan dunia.  Tragedi Paris 2015, kemudian tragedi bom Tamrin 2016 merupakan beberapa contoh sayap ISIS sudah melebar ke berbagai penjuru. Aksi kekerasan yang mengatasnamakan agama islam dalam kegiatannya seperti ini sangat merugikan agama tersebut. Mereka melakukan tindak kejahatan dengan dalih agama. Sejatinya pengatasnamaan mereka hanyalah untuk memperoleh kepentingan kelompoknya. Mereka berlindung dibalik agama untuk menghancurkan orang-orang yang mereka tidak sukai. Sehingga dampak dari aksi kekerasan yang mereka tampilkan menjadikan agama islam terlihat buruk di mata internasional. 

Islam sebagai agama tidak mengajarkan kebencian apalagi aksi kekerasan. Aksi kekerasan yang membabi buta seperti yang dilakukan oleh negara Timur Tengah yang gemar perang dan ISIS yang melakukan kejahatan kemanusiaan bukanlah ajaran islam. Namun, masyarakat dunia yang tidak mengenal islam berasumsi bahwa ISIS adalah aktualisasi dari ajaran islam. Apabila umat islam yang berpegang ajaran rahman lil alamin hanya berdiam, maka akan sangat merugikan bagi agama islam. Oleh karena itu diperlukan adanya gerakan yang memunculkan kesejatian dari islam itu sendiri. Karena pada hakikatnya jika seseorang melihat hakikat ajaran agama islam maka harus melihat kepada Nabi Muhammad selaku manusia yang meneriama wahyu islam itu sendiri. Jika diibaratkan melihat sesuatu itu harus menggunakan kacamata bening, agar yang terlhat adalah sesuatu yang apa adanya. Jika melihat sesuatu dengan kacamata hitam maka yang terlihat adalah benda-benda yang berwana hitam meskipun pada dasarnya benda itu tidak berwarna hitam. Seperti itulah cara memandang islam dengan benar.  

Gerakan islam cinta
Untuk melawan stigma negatif tentang islam, maka umat islam harus melakukan gerakan untuk melawan aksi isis dan gerkan radikal lainya yang mmerusak wajah dunia islam. Gerakan yang diambil adalah upaya yang signiikan progresif untuk menunjukkan bahwa islam adalah agama damai yang mengajarkan cinta kasih kepada manusia dan makhluk Alloh tuhan sang pencipta. Islam adalah agama rahmatan lil alamin, begitulah bahasa yang jamak ditemui di kalangan umat islam untuk menyebutnya. Harus ada kelompok yang memahami islam dan mampu menerjemahkan serta meyampaikan kepada khalayak tentang ajaran islam yang benar. Mengenalkan ajaran islam yang menjunjung tinggi keadaban dan ajaran yang mengutamakan cinta kasih kepada sessama makhluk. Bila tidak ada yang mampu menyampaikan dengan baik kepada publik, maka yang terjadi adalah islam akan dipandang buruk. Karena yang publik lihat adalah ketidakberadaban isis yang mengaku dan mencitrakan dirinya sebagai umat islam. Ol;eh karena itu, orang baik sudah saatnya keluar untuk memperbaiki keadaan yang tampak buruk selama ini.

Di indonesia sendiri sudah ada gerakan yang menyampaikan kepada publik tentang esensi dari islam yang rahmatan lil alamain. kelompok ini menunjukkan bahwa islam mengajarkan tentang cinta kasihnya. Gerakan ini bernama gerakan islam cinta (GIC). Sedikit akanpenulis jelaskan mengenai GIC. Gerakan Islam Cinta (GIC) dideklarasikan oleh 40 Tokoh Muslim Indonesia pada tahun 2012 di Jakarta sebagai respons kaum Muslim moderat terhadap fenomena intoleransi dan radikalisme yang mengatasnamakan agama. GIC terbuka bagi siapapun yang percaya bahwa Islam adalah agama cinta (rahmah), damai (salam) dan welas asih. Gic merupakan wadah untuk umat islam yang meyakini bahwa agama islam adalah agama crahmatan lil alamin. Islam mengajarkan umatnya untuk saling mencintai dan saling menghormati segala perbedaan yang ada. Islam pada hakikinya tidak mengajarkan intoleransi dan radikalisme seperti yang dilakukan oleh kelompok isis dan jaringannya.

Almarhumah Prof. Annemerie Schimmel, dalam salah satu ceramahnya di Universitas Harvard di thun 2002, pernah menyatakan bahwa Islam biasanya diperlakukan dengan agak buruk dan sembrono, karena sebagian besar sejarawan agama dan mayoritas orang pada umumnya lebih melihatnya sebagai agama primitif yang melulu berhubungan dengan hukum. Namun, mengutip pendekatan beberapa ahli fenomenologi agama, Schimmel menunjukkan bahwa sesungguhnya Islam adalah sebuah agama yang tak kurang berorientasikan cinta-kasih dibanding agama Nasrani.

Pada kenyataannya, bukan saja Tuhannya Islam adalah Tuhan Kasih sayang -yang menyatakan bahwa kasih sayang-Nya meliputi apa saja, dan menundukkan murka-Nya- nabinya Islam adalah nabi yang disebut Tuhan sebagai berakhlak agung karena cinta dan kasih-sayangnya kepada manusia. Maka, para ahli bahkan menyatakan bahwa sesungguhnya Tuhan menciptakan manusia -karena cinta- hanya agar manusia itu belajar -kembali mencintai-Nya. Dan mencintai-Nya, seperti diungkap dalam berbagai ajaran-Nya dan ajaran Nabi-Nya, hanya mungkin diwujudkan kedalam kecintaan kepada manusia yang oleh Tuhan sendiri tak kurang disebut kerabat-Nya sendiri.

Memang Islam bukannya tak memiliki aspek "keras". Namun, aspek ini selalu dibawahkan kepada aspek kasih-sayang ini. Perang dan kekerasan dalam Islam hanya legitimate jika diperangi, atau jika terjadi penindasan. Begitupun perang dan kekerasan segera kehilangan legitimasinya begitupun perundingan dan penyelesaian damai dapat diselenggarakan.

Nah, entah karena kesalahfahaman kaum Muslim sendiri, atau pun karena penyalahfahaman oleh pihak-pihak lain, paradigma pemahaman Islam sebagai agama kasih-sayang ini seperti tenggelam di bawah hiruk pikuk peperangan dan kekerasan yang seolah terjadi di mana-mana di dunia Islam. Yang lebih parah, kesemuanya ni ditempatkan di bawah tajuk "jihad", yang dipahami sebagai perang sabil - betapa pun kekeliruan pemahaman terhadap gagasan jihad ini sudah sedapat mungkin dicoba diluruskan. Akibatnya, bukan saja citra islam menjadi rusak, didalam kalangan Islam sendiri muncul kelompok-kelompok yang memiliki aspirasi pemaksaan pendapat dan kehendak, tak jarang dengan menghalalkan kekerasan. Belakangan ini, gejala seperti ini terasa makin mengkhawatirkan sehubugan dengan adanya kecenderungan mengatnya kelompok-kelompok yang melintasi batas-batas negara-bangsa. Jika dibiarkan, gejala ini akan dapat menjadi ancaman yang serius bagi keutuhan dan kerukunan bangsa.

Kenyataannya, negeri kita tak bebas dari ancaman ini. Setiap pengamat yang teliti tak akan bisa gagal melihat bahwa gejala radikalisme yang berakal ekstrimisme, kebencian, dan aspirasi kekerasan sudah menampakkan tanda-tandanya di negeri kita. Maka, jika masyarakat tak mengambil inisiatif untuk segera diluruskan hal ini, dikhawatirkan negeri kita pun tak akan dapat membebaskan diri dari gejala konflik dan kekerasan sektarian atau keagamaan yang sekarang telah merundung berbagai negeri lain dan terbukti menyengsarakan rakyatnya. 

Sebagai salah satu bentuk upaya masyarakat itu, maka didirikanlah sebuah organisasi yang disebut sebagai Gerakan Islam Cinta (GIC). Sengaja dipergunakan kata Gerakan untuk menegaskan niat bahwa, betapapun akan menjadikan cinta sebagai basis setiap kegiatannya, organisasi ini akan bersikap aktif dalam melancarkan upaya-upaya, baik dalam mewujudkan pergeseran paradigma dalam memahami dan menghayati Islam, maupun dalam mengambil langkah-langkah mewujudkan cinta-kasih dalam kehidupan kemasyarakatan, khususnya di negeri kita.

Dengan adanya pemahan islam yang disampaikan oleh GIC, penulis berharap kedepannya masyarakat dunia lebih memahami kesejatian dari ajaran agama islam. Selain itu, penulis juga berharap agar semua elemen muslim bertindak radikal seperti yang muncul dipermukaan seperti ini. Dan yang lebih utama adalah dengan pemahaman tentang islam secara benar akan membawa perdamaian abadi dan kesejahteraan bagi umat manusia pada umumnya.

 

luvne.com ayeey.com cicicookies.com mbepp.com kumpulanrumusnya.com.com tipscantiknya.com