Blogger templates

This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Rabu, 29 Juni 2016

Bang Fadli Zon, KJRI Bukan Biro Perjalanan !




Kasus pejabat publik yang meminta fasilitas kepada negara untuk diberikan kepada keluarganya kembali terulang. Kini kabar memalukan ini datanganya dari Wakil ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Fadli Zon. Baru-baru ini beredar surat pemberitahuan anak Wakil ketua DPR Fadli Zon, Shafa Sabila Fadli‎ untuk diberikan fasilitas selama berkunjung ke New York, Amerika Serikat, 12 Juni-12 Juli 2016. Kabarnya, Sekjen DPR mengirim surat kepada Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) New York untuk menjemput dan mendampingi putri Fadli Zon selama berada di kota tersebut. 

Permintaan tersebut tertuang dalam Surat bernomor 27/KSAP/DPR RI/VI/ 2016 itu dikirimkan tanggal 10 Juni 2016. Dalam isinya, Sekjen DPR RI meminta bantuan KBRI Washington DC melalui KJRI New York untuk memfasilitasi kunjungan putri Fadli Zon yang bernama Shafa Sabila Fadli. Salinan faksimili surat permintaan fasilitas penjemputan dan pendampingan untuk putri Wakil Ketua DPR Fadli Zon beredar. Surat tersebut berkop Kesekretariatan Jenderal DPR RI.

Hal tersebut diakui Fadli Zon saat dikonfirmasi. Namun, ia membantah surat tersebut ‎bertujuan untuk meminta fasilitas dari Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) di New York. Kegiatan anaknya yang bernama Shafa Sabila Fadli di New York bukan dalam rangka liburan, tapi mengikuti program Stagedoor Manor Camp 2016 yang berlokasi di Loch Sheldrake, New York. Semacam sekolah singkat teater atau performing art bagi para remaja berusia 10-18 tahun, yang sudah berlangsung kurang lebih 40 tahun.

Menimbang
Ada beberapa hal yang saya soroti atas merebaknya berita yang mengatakan Wakil Ketua DPR Fadli Zon meminta KJRI untuk memfasilitasi anaknya selama berkunjung ke New York. Diantaranya adalah: 

Pertama, paradigma baru terkait pemerintahan harus dikawal. Aktor negara bukanlah raja yang dirinya dan keluarganya harus dilayani, melainkan tugas dari aktor negara adalah menjalankan tugas negara untuk melayani kepentingan publik. Jadi aktor negara tidak diperkenankan menyelewengkan kekuasaan untuk kepentingan pribadi. 

Kedua, Fadli Zon keliru jika menggunakan kewenangan DPR yang dimilikinya untuk kepentingan keluarga dan kerabatnya. Identitas DPR digunakan untuk kepentingan negara, bukan untuk pribadi. DPR merupakan lembaga negara yang terhormat. Lembaga ini dipergunakan untuk kepentingan rakyat Indonesia secara keseluruhan. Bukan untuk melayani perotangan. Sedangkan Shafa Sabila Fadli adalah sebatas anak Fadli Zon yang notabene adalah dewan. Ingat, hanya sebatas anak. Saudari Shafa bukanlah aktor negara yang harus dilayani negara secara istimewa. Jadi, saya pikir tidak pantas saudari Shafa dilayani negara secara istimewa hanya karena anak dari seorang Wakil Ketua DPR.  
  
Ketiga, Saya mengapresiasi terhadap Fadli Zon yang meminta maaf dan mengganti uang negara sebesar 2 juta untuk biaya bensin penjemputan anaknya oleh KJRI. Sikap demikian dapat diartikan bahwa sebenarnya fadi zon menyadari bahwa tindakan meminta fasilitasi negara untuk kepentingan anaknya merupakan perbuatan yang tidak terpuji. Sikap ini sangat bagus dan semoga ia dan aktor negara lainnya tidak melakukan perbuatan seenaknya sendiri. 

Keempat, apresiasi terhadap profesionalisme dan keterbukaan KJRI. Salut terhadap KJRI yang memublikasikan kejadian semacam ini. Tata kelola pemerintahan yang baik adalah adanya kinerja profesionalisme yang dibarengi dengan adanya transparansi publik. Dengan beredarya pemberitaan semacam ini diharapkan kedepannya tidak terulang lagi. Serta memberikan sanksi sosial kepada aktor negara yang melakukan perbuatan menguntungkan diri pribadi dengan menggunakan kewenangan sebagai aktor negara. Karena pada hakikatnya KJRI bukan biro perjalanan keluarga DPR !  


Selasa, 28 Juni 2016

Butuh Tekad Kuat Jadi Muslim Sejati di Eropa



Islam merupakan salah satu ajaran tentang berketuhanan. Orang yang meyakini agama Islam disebut Muslim. Ada kewajiban yang harus ia jalankan sebaai konsekwensi ia ber-Islam. Yaitu membaca syahadat, shalat, zakat, puasa, dan haji yang kesemuanya itu disebut rukun Islam. Nah, diantara lima rukun tersebut, shalat meruoakan ibadah yang harus dilakukan secara terus menerus setiap hari. Kewajibannya lima kali shalat setiap hari. Selain itu, Islam juga mengatur tata cara berpakaian umatnya. Terkhusus buat wanita, Islam memerintahkan kepada wanitanya untuk mengenakan jilbab.

Saya akan menceritakan bagaimana potret kehidupan umat Islam di eropa, khususnya di negara Austria. Potret kehidupan ini saya simak dari film yang berjudul “99 Cahaya di Langit Eropa”. Cerita ini merupakan sebuah drama keluarga yang mengangkat Islam. Disini ada dua keluarga utama yakni, keluarganya Hanum dan keluarganya Fatma. Inilah beberapa potret yang bisa kita ambil dari film tersebut:
1. Susahnya Wanita Berjilbab Dapat Kerja

   








Ini adalah scane tatakala Fatma ditolak untuk bekerja di salah satu toko di kota Vienna. Sebelum itu, Fatma sudah melamar pekerjaan kemana-mana tapi juga ditolak. Mungkinkah karena hijabnya?
2. Karena Pakai Jilbab, Dia di Bully

 








Aisye setiap hari diejek oleh Leon dan teman lainnya. Karena cara berpakaian Aisye menggunakan jilbab. Tata cara berpakaian semacam ini berbeda dengan teman lainnya sehingga ia selalu dijadikan bahan ejekan.
3. Susahnya Akses Ibadah di Kampus










Rangga harus berwudhu menggunakan wastafle. Karena hanya itu adanya air yang mengalir. Meskipun berwudhunya ribet, rangga tidak meninggalkan salatnya.   








 


Di kampus tidak ada mushola apalagi masjid. Bagi muslim yang hendak menjalankan salat harus menjalankannya di ruang sembahyang yang disebut ruang toleransi. Tempat itu untuk muslim, nasrani, konghuchu dan penganut agama lainnya bersembahyang.
4. Akses Makanan Halal Terbatas










Rangga saat sedang mencari makan kari ayam. Ternyata di restorant tersebut adanya daging babi. Pada akhirnya Rangga membeli sup buah untuk mengganjal perutnya yang kelaparan. 

Berbahagialah bagi muslim yang hidup di Indonesia yang notabene mayoritas bergama islam. Kalian bisa menjalankan ibadah dengan akses yang mudah dan tetap merasa aman. Bersyukurlah dan perbanyaklah ibadah !

Rabu, 22 Juni 2016

Dongke (Sesepuh Desa) Dalam Kajian Politik Lokal di Desa Kwangsan Kecamatan Jumapolo Kabupaten Karanganyar

Perbincangan dan kajian mengenai politik lokal pasca Orde Baru selalu menarik perhatian. Ini karena politik lokal pada masa itu memberikan dampak yang diametral. Perubahan dramatis dalam perpolitikan indonesia sejak kejatuhan rezim Soeharto telah memberikan ruang bagi hadirnya demokrasi yang sesungguhnya. Politik lokal menjadi lebih terbuka dan menjadi penentu pembangunan di daerah. Setelah masa reformasi, kolaborasi antara elit pusat dan lokal pun menghilang, namun justru semakin menguatkan posisi penguasa-penguasa lokal. Sehingga pemerintahan demokratis oleh rakyat yang sesunggunya ditingkat lokal tidak benar-benar dicapai.

Elit Politik Lokal yang penulis sajikan merupakan merupakan tokoh desa setempat yang menduduki status sosial sebagai Dongke. Tokoh Dongke disini bernama Pak Medot. Dongke adalah seorang tokoh masyarakat (sesepuh) yang ada pada masyarakat Desa Kwangsan, yang mempunyai legitimasi untuk memimpin upacara adat dan segala ritual tradisi yang berada di masyarakat setempat. 

Menurut Koentjaraningrat (1985:11) ritus adalah aktivitas dari tindakan manusia untuk berkomunikasi dan melaksanakan kebaktiannya terhadap tuhan, dewa-dewa, roh nenek moyang atau makhluk lain, biasanya berlangsung berulang-ulang. Baik setiap hari, setiap musim atau kadang-kadang saja. Ritual atau ritus ini biasanya berupa tindakan doa, bersujud, bersaji, berkorban, makan bersama, menari dan menyanyi, berposesi, berseni drama suci, berpuasa, bertapa, dan bersemedi.

Masyarakat setempat begitu menghormati Pak Medot yang menjadi sesepuh desa Kwangsan. Selain sebagai Dongke, petuah dari Pak Medot sering dijadikan rujukan oleh masyarakat setempat yang memiliki permasalahan. Namun, kharisma Pak Medot tidak hanya berhenti pada tokoh kultural belaka. Melainkan juga memiliki pengaruh besar dalam konstelasi perpolitikan di lingkungan Desa Kwangsan. 

Dongke memiliki keterkaitan dengan perpolitikan Desa Kwangsan. Ia mampu mengarahkan massa untuk memenangkan kandidat kepala Desa. Pak Medot yang berkedudukan sebagai Dongke dapat dikatakan sebagai local strongman. Berkat pengaruhnya, Dongke mampu menjadikan Pak Untung sebagai Kepala desa Kwangsan periode 2013-2019. Dalam mengkaji elit lokal, penulis menggunakan teori patronase sebagai analisisnya. 








Belajar Agama Bersama “Kang Bejo”

“Tatkala waktuku habis tanpa karya dan pengetahuan, lantas apa maknanya umurku ini?” (KH. Wahid Hasyim)

Bulan Ramadhan merupakan bulan penuh berkah. Keberkahan Ramadhan mencakup berbagai aspek. Mulai ekonomi, agama, sosial, bahkan politik menuai keberkahannya. Menurut literatur agama Islam, beribadah di bulan Ramadhan akan dilipat gandakan pahalanya menjadi sepuluh kali lipatan, seratus bahkan ribuan. Hanya Alloh Swt yang tau pastinya. Itu sedikit berkahnya bulan Ramadhan. Belum lainnya.

Memperdalam ilmu agama di bulan Ramadhan tampaknya menjadi langkah yang tepat. Selain janji pelipatgandaan pahala, dimana pada bulan ini juga banyak majelis-majelis keilmuan yang bertebaran. Pesantren, masjid-masjid, bahkan dipinggir jalan ada kajian keagamaan sebelum menikmati buka bersama. Alangkah bijaksananya jika kita memanfaatkan momentum seperti ini untuk memperbaiki kualitas agama pribadi masing-masing.

Pun dengan saya. Merayakan Ramadhan dengan cara meningkatkan pengetahuan tentang keagamaan. Cara saya merayakannya dengan menghadiri majelis keilmuan dan yang tidak boleh dilupakan adalah membaca buku karya para ulama. Baik ulama klasik maupun kontemporer harus dibaca. Adapun mempelajari karya ulama klasik saya lakukan di Ponpes Aswaja, sedangkan mempelajari karya ulama kontemporer saya lakukan di dalam kamar kost. 

Karya ulama kontemporer yang saya baca baru-baru ini adalah buah intelektualitas dari KH. Abdullah Sa’ad Ahmadi. Beliau menulis buku berjudul “Kang Bejo”. Adapun yang saya baca adalah buku Kang Bejo jilid 1. Buku yang bertagline Ajar Nggugu Dhawuhe Gusti Alloh Lan Kanjeng Nabi sangat tepat dibaca oleh Islamis awam seperti saya. Bahasa yang sederhana dan tidak ndakik memudahkan saya dalam memahami buku tersebut. Selain itu, buku ini memuat pula komparasi pemikiran Islam dan barat, karya-karya ulama terdahulu, dan tentunya penjelasan yang bersumber dari Al-Quran dan Al-Hadits dimuat dalam buku ini. Kompleksitas bahasan dalam buku ini akan menambah cakrawala keilmuan pembacanya. 

Buku Kang Bejo memuat ajaran fundamental tentang kehidupan manusia. Tentunya dengan melihat menggunakan kacamata Islam. Tujuan kehidupan, langkah menghidupkan jiwa, menebar rahmat cinta kasih, dan mengikuti garis kehidupan yang diajarkan Alloh serta nabi merupakan garis besar tentang apa yang penulis coba sampaikan kepada khalayak. Bab-bab tersebut mengulas secara detail tentang ajaran yang ada di dalamnya. Begitu lugas dan mencerdaskan. 

Melaui buku ini, Abdulloh Sa’ad mencoba untuk berdakwah dengan karya tulis. Dikarenakan alasan beberapa hal. Pertama, dengan menulis buku, maka akan melahirkan pengakuan keilmuan dari orang lain. Kedua, dengan dicetaknya buku, maka spektrum dakwahnya akan semakin luas tanpa mempertimbangkan ikatan waktu dan tempat. Buku dapat dibaca kapanpun dan dimanapun saja.

Dalam bukunya, Pak Kiai ini juga menegaskan betapa pentingnya umat Islam memiliki ilmu yang cukup, terlebih ilmu agama. Hal ini dibuktikan dengan beliau mengutip pernyatan Al-Habib Prof Naquib al-Aththas. Habib yang juga Profesor tersebut menyatakan, hancurnya umat Islam bukan disebabkan karena kemunduran di bidang ekonomi, politik, dan sebagainya. Namun disebabkan oleh persoalan yang lebih fundamental yaitu kehancuran pada tingkatan metafisis. Dimana umat Islam telah mengalami yang namanya corruption of knowledge. Umat islam kehilangan sebuah pijakan pada tradisi keilmuan yang mengakibatkan nilai adab dalam diri umat islam mengalami kemerosotan yang sangat dalam. 

Oleh karena itu, cocok kiranya untuk menutup tulisan ini menggunakan kutipan KH. Wahid Hasyim. Pak Kiai dan juga Menteri Agama pertama Republik Indonesia tersebut berkata, tatkala waktuku habis tanpa karya dan pengetahuan, lantas apa maknanya umurku ini?. 

Selamat Membaca!
  

luvne.com ayeey.com cicicookies.com mbepp.com kumpulanrumusnya.com.com tipscantiknya.com