Songkok merupakan sejenis topi tradisional
bagi orang Melayu.
Songkok juga dipakai sebagai pelengkap kepada baju Melayu
yang dipakai untuk menghadiri majelis-majelis tertentu. Songkok ini populer
bagi masyarakat Melayu di Malaysia, Singapura, Indonesia dan selatan Thailand.
Songkok ini dikatakan berasal dari fez yang dipakai di Ottoman Turki. Ia menjadi simbol
identiti Islam dan menjadi populer di kalangan India Muslim dan menurut pakar
kemudiannya beransur menjadi songkok di Alam Melayu. Di Indonesia, songkok juga
dikenali dengan nama peci.
Sebenarnya, songkok tidak hanya khusus digunakan
sebagai atribut untuk menghadiri acara yang bersifat seremonial belaka.
Melainkan juga dipakai untuk kegiatan sehari-hari. Seperti halnya saat
melakukan jual beli di pasar . Pada penjajahan, songkok banyak dijumpai
diberbagai tempat. Salah satunya adalah pedagang di pasar banyak yang
mengenakannya. Jadi, tidak hanya dijumpai di majelis-majelis tertentu saja. Dan
songkok dikenakan oleh semua orang. Tidak kelas bawah ataupun kelas atas,
mereka menggunakan semua. Dengan demikian songkok merupakan salah satu
kebudayaan dalam berpakaian bangsa melayu dahulu hingga sekarang.
Sebagai
Identitas
Identitas hadir bukan dengan sendirinya.
Melainakan harus dibangun dengan pengorbanan waktu yang tidak singkat. Kegiatan
yang dilakukan dengan perlahan-lahan dan kontunuitas kegiatan tersebut yang
lama-kelamaan akan menghasilakan apa dinamakan sebagai identitas. Pembangunan
identitas baik identuitas pribadi maupun identitas kebangsaan dilakukan dengan
tahapan demikian. Pada tahapan akhir terbentuklah identitas sejati yang itu
akan menjadi lambang atau icon bagi pemiliknya.
Begitu pula songkok sebagai identitas kebudayaan
tidak terbentuk baru-baru ini. berabad-abad yang lalu sudah ada songkok yang
melengkapi kehidupan spritual maupun lahiriah nenek moyang orang Melayu. Dalam
kesusasteraan Melayu, songkok telah disebut dalam Syair Siti Zubaidah Perang Cina
(1840) "...berbaju putih bersongkok merah...."
Di Indonesia,
songkok menjadi pemakaian kepala yang rasmi yang dipopularkan oleh Sukarno.
Songkok dipakai oleh rakyat Indonesia bagi majelis-majelis rasmi seperti
upacara perkawinan atau cuti-cuti keagamaan seperti cuti hari Aidil Fitri
dan Aidil Adha.
Bahkan, ke-resmi-an songkok inipun sudah dicitrakan oleh presiden bangsa
indonesia dari Sukarno hingga Joko widodo. Hal ini dibuktikan dengan foto resmi
presiden yang menggunakan songkok pada tiap sesi foto resmi yang dipajang di
instasni pemerintahan.
Bagi kalangan orang Melayu, songkok menjadi
pemakaian kepala yang rasmi ketika menghadiri uparaca-upacara rasmi seperti
upacara perkahwinan, solat jumaat, upacara keagaamaan dan sewaktu menyambut
Hari Raya Puasa dan Hari Raya Qurban.Songkok juga dipakai oleh tentera dan
polis Malaysia
dan Brunei
pada upacara-upacara tertentu. Dengan demikian, songkok merupakan warisan
leluhur yang mencirikan sebagai orang Melayu. Pada akhirnya, mari menjaga
songkok sebagai kehormatan leluhur dan kehormatan jati diri bangsa-bangsa
Melayu.
0 komentar:
Posting Komentar