Blogger templates

This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Jumat, 01 April 2016

Katakan Tidak Pada Komersialisasi Pendidikan


Suasana "Ngopi Bareng Kamu"

Isu pendidikan merupakan persoalan bagi semua kalangan. Apalagi mahasiswa, harusnya lebih memiliki fokus terhadap persoalan tersebut. Penulis mengatakan mahasiswa harusnya memiliki fokus terhadap isu pendidikan karena penulis masih beranggapan bahwa mahasiswa adalah agent of change. Mahasiswa merupakan kelompok menengah yang memiliki posisi tawar tinggi dibanding kelompok lainnya. Jika dirasa mahasiswa sudah kehilangan marwah agent of change, bolehlah mahasiswa apatis terhadap isu pendidikan. Dan ingat, jangan sekali-kali mengatakan sebagai agent of change jika tidak peduli dengan isu vital pendidikan. Pendidikan harus diperhatikan terus karena pendidikan sebagai langkah untuk mewujudkan cita-cita negara (Mahasiswa, Coba cek pembukaan UUD 1945). Penulis berkeyakinan, tanpa pendidikan cita-cita negara hanya sebatas omong kosong.

Kemarin, Jumat malam (01/04) penulis berkesempatan bergabung dalam diskusi yang bertajuk” Ngopi Bareng Kamu (Ngobrol Pintar Bareng Kawula Muda)”. Ngopi Bareng Kamu merupakan wadah diskusi yang dibentuk oleh komunitas Indonesia Youth Political Institute (IYPI). Perlu diketahui bahwasannya komunitas ini bergerak di bidang politik dan kepemudaan. Diskusi diadakan di Cafe Dje Gank lt 2 tersebut menghadirkan Akhmad Fauzi (Presma Unnes), BEM KM Undip, Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Undip, Kammi Undip, Gerakan Mahasiswa Pembebasan, BEM FH Undip, BEM Fisip undip, dan peserta umum lainnya.

Selanjutnya, diskusi malam itu mengangkat tema “Komersialisasi Pendidikan”. Tema ini merupakan kristalisasi dari kebijakan politik terhadap dunia pendidikan. Penulis menulis tentang diskusi kali ini sebenarnya hendak mengatakan bahwa ada yang tidak beres dengan kebijakan tersebut. Bagaimana tidak, pendidikan yang merupakan hak dasar bagi manusia malah dikomersialisasikan menghitung untung rugi layaknya korporasi yang bertujuan meraup keuntungan sebesar-besarnya dari kegiatannya.

Kawan, ingaaat ! Pendidikan merupakan hal penting bagi kehidupan bangsa dan negara. Pendidikan adalah hal yang mutlak, apabila pendidikan di Indonesia bagus akan menghasilkan generasi yang bagus pula. Dan ingat pula, seharusnya pendidikan bisa diakses oleh semua kalangan. Bahkan kalangan kaum papa berhak untuk hal yang satu ini, pendidikan. Namun, kenyataannya biaya pendidikan semakin mahal. Lantas, jika mahal siapa yang bisa mengakses? Hanya kalangan tertentu saja kan. Kejadian semacam ini menyalahi kodrat dan cita-cita negara. Apalagi dengan adanya PTN-BH, yang akan berdampak pada kenaikan UKT dan memotong akses pendidikan bagi kaum papa (Mahasiswa Undip: PTN-BH menjadikan  UKT naik). Jika lembaga pendidika NEGERI saja mahal apalagi yang swasta. Seakan-akan negara lari dari tanggung jawabnya untuk mencerdaskan kehiupan rakyatnya. Negara, berikan akses pendidikan bagi semua kalangan, agar semua rakyat Indonesia berlomba-lomba dalam memperbaiki bangsa dan negara.

Dalam diskusi tersebut, ada beragam pandangan mengenai komersialisasi pendidikan itu sendiri. Presma Unees beropini bahwa seharusnya pendidikan ini untuk semangat keadilan sosial. Namun, pendidikan sekarang seperti dunia bisnis yang hitung-hitungan untung rugi Pandangan dari kawan Gerakan Mahasiswa Pembebasan mengatakan sistem pendidikan yang diterapkan di indonesia merupakan sistem kapitalisme dimana sektor pendidikan hanya mencetak penjual ijazah bukan pencetak manusia unggul buat masa depan. Sedangkan kawan dari Kammi mengatakan  komersialisasi pendidikan merupakan dampak dari globalisasi, peran pemerintah kurang dalam menyelesaikan komersialisasi pendidikan, pemerintah hanya pembuat regulator dan hanya mementingkan pemilik modal. Dan pada akhirnya mereka menetang adanya komersialisasi pendidikan.

Kesimpulan diskusi yang dibacakan oleh notulensi adalah komersialisasi pendidikan menjadikan biaya pendidikan semakin mahal, adanya diskrimasi dalam mengakses pendidikan, dan pemerintah mengurangi beban tanggung jawabnya dalam menyelenggarakan pendidikan.

Pada akhirnya, hanya ada satu kata jika kita melihat ketidakadilan di negara yang kita cintai. L A W A N ! Melawan dengan apa? (Kalian mahasiswa, tentunya dapat berfikir untuk rakyat. Ingat, kalian adalah agent of change. Hehehehehe)
luvne.com ayeey.com cicicookies.com mbepp.com kumpulanrumusnya.com.com tipscantiknya.com